PERUMUSAN
MASALAH PENELITIAN
Pengertian dan Fungsi Perumusan
Masalah
Perumusan masalah merupakan salah
satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang
sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu
kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil
apa-apa.
Perumusan masalah atau research
questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu
rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai
fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling
terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab
maupun sebagai akibat. Mengingat demikian pentingnya kedudukan
perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu
anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan
kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.
Perumusan masalah penelitian dapat
dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak
menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila
rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih
fenomena.
Perumusan masalah memiliki fungsi
sebagai berikut yaitu Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan
penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab
kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. Fungsi kedua, adalah
sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan
masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah
setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari perumusan masalah,
adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan
oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh
peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu
dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi
tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang
tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan fungsi keempat dari suatu
perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para
peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi
populasi dan sampel penelitian.
Kriteria-kriteria Perumusan Masalah
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria
yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu
kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya
atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban
deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat
atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti
pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik
yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai
pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah
yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang
sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang
relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah
bagi kehidupan manusia.
Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah
penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain (1) Ada yang menempatkannya
di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti, (2) Ada yang menempatkan
setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang penelitian dan
(3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.
Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan,
sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian
yang bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari kegiatan
penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun,
hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang
ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali
mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
Dalam hal perumusan masalah harus memiliki hal berikut ini :
·
Rumusan
harus jelas dan tegas.
·
Tidak
ambiguitas
·
Mengekspresikan
hubungan antara dua variabel atau lebih.
TIPE
MASALAH
Ada beberapa tipe masalah
diantaranya :
·
Masalah dalam lingkungan organisasi
·
Masalah dalam area tertentu suatu
organisasi.
·
Persoalan teoritis untuk menjelaskan
fakta.
·
Permasalahan yang perlu jawaban empiris.
KRITERIA MASALAH
Kriteria
masalah dapat meliputi hal – hal berikut :
·
Merupakan Bidang masalah dan topik yang
menarik.
·
Signifikansi secara teoritis dan
praktis.
·
Dapat diuji melalui pengumpulan data dan
analisis data.
·
Sesuai dengan waktu dan biaya.
SUMBER PENEMUAN MASALAH
Sumber
penemuan masalah dapat dilihat dari kajian - kajian berikut :
·
Kajian teoritis
·
Kajian Empiris