WELCOME TO LIFE' S

Mengenal, memahami, mengetahui dan mempelajari segala hal yang berhubungan dengan kehidupan

Privat Teacher

Bagi yang butuh bantuan olah data SPSS (Statistical Product and Service Solutions), dapat hubungi saya :
Muhammad Yusuf
Contact person : 085266535583
E- mail : yusuf_4th@yahoo.com

Translate

Selasa, 30 April 2013

Revenue Expenditure

Revenue expenditure adalah cadangan uang yang digunakan oleh pendirian untuk mengembangkan atau meningkatkan aset fisik seperti peralatan, bangunan industri atau properti. Operasi pendirian sebuah mencakup segala sesuatu dari membangun struktur ke bagian perbaikan bangunan.
Setiap pendirian usaha jumlah yang cukup menimbulkan beban untuk terus mempertahankan operasi bisnis itu. Ada dua kategori besar dari pengeluaran bisnis perusahaan dapat dikenakan.. Kategori pertama pengeluaran bisnis terdiri dari item yang dikeluarkan untuk menjalankan operasi sehari-hari pendirian. Contoh operasi sehari-hari termasuk pengeluaran atas sewa yang terjadi, biaya pabrik, pembayaran gaji kepada karyawan, biaya administrasi dan komisi penjualan.
Kategori kedua terdiri pengeluaran aset dibeli oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan peningkatan produktivitas dan efisiensi ditingkatkan pembentukan. Beberapa contoh penting dari pengeluaran semacam ini termasuk pembelian peralatan otomatisasi kantor, pembelian kendaraan kantor, pembelian peralatan mebel dan komputer.

Rumusan Konseptual Masalah Penelitian


PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
*      Pengertian dan Fungsi Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
*      Kriteria-kriteria Perumusan Masalah
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain (1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti, (2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang penelitian dan (3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.
Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
Dalam hal perumusan masalah harus memiliki hal berikut ini :
·         Rumusan harus jelas dan tegas.
·         Tidak ambiguitas
·         Mengekspresikan hubungan antara dua variabel atau lebih.


TIPE MASALAH
Ada beberapa tipe masalah diantaranya :
·         Masalah dalam lingkungan organisasi
·         Masalah dalam area tertentu suatu organisasi.
·         Persoalan teoritis untuk menjelaskan fakta.
·         Permasalahan yang perlu jawaban empiris.

KRITERIA MASALAH
Kriteria masalah dapat meliputi hal – hal berikut :
·         Merupakan Bidang masalah dan topik yang menarik.
·         Signifikansi secara teoritis dan praktis.
·         Dapat diuji melalui pengumpulan data dan analisis data.
·         Sesuai dengan waktu dan biaya.

SUMBER PENEMUAN MASALAH
Sumber penemuan masalah dapat dilihat dari kajian - kajian berikut :
·         Kajian teoritis
·         Kajian Empiris

Capital Expenditure

Capital expenditure adalah pengeluaran menciptakan manfaat masa depan. Sebuah belanja modal tersebut terjadi ketika sebuah bisnis menghabiskan uang baik untuk membeli aktiva tetap atau untuk menambah nilai aset tetap yang ada dengan masa manfaat yang meluas dari tahun pajak Capital expenditure digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh atau meng-upgrade fisik aset seperti peralatan , properti , atau bangunan industri. Dalam akuntansi , suatu belanja modal ditambahkan ke akun aktiva ("dikapitalisasi"), sehingga meningkatkan asset dasar (biaya atau nilai aset yang telah disesuaikan untuk tujuan perpajakan).. Capital expenditure umumnya ditemukan pada laporan arus kas sebagai "Investasi di Plant Aktiva Tetap" atau sesuatu yang serupa dalam ayat Investasi.
Untuk tujuan pajak, belanja modal biaya yang tidak dapat dikurangkan dalam tahun di mana mereka dibayar atau ditanggung dan harus dikapitalisasi  Aturan umum adalah bahwa jika properti yang dibeli memiliki masa manfaat lebih dari tahun pajak, biaya tersebut harus dikapitalisasi.. biaya pengeluaran barang modal tersebut kemudian diamortisasi atau disusutkan selama masa aset yang bersangkutan Sebagaimana dinyatakan di atas, pengeluaran modal membuat atau menambah basis aset atau properti, yang pernah disesuaikan, akan menentukan kewajiban pajak dalam hal penjualan atau transfer Di AS, Internal Revenue Code § § 263 dan 263A berurusan secara luas dengan persyaratan permodalan dan pengecualian.
Termasuk dalam belanja modal adalah jumlah dihabiskan untuk:
  1. memperoleh tetap, dan dalam beberapa kasus, aset tidak berwujud
  2. memperbaiki masalah dengan aset yang ada sebelum akuisisi jika menghasilkan fixture unggul
  3. menyiapkan aset untuk digunakan dalam bisnis
  4. memulihkan properti atau beradaptasi untuk penggunaan baru atau berbeda
  5. memulai atau memperoleh bisnis baru
. Sebuah pertanyaan yang terus menerus akuntansi perusahaan mana pun adalah apakah biaya-biaya tertentu harus dikapitalisasi atau dibebankan.. Biaya yang dibebankan pada bulan tertentu hanya muncul pada laporan keuangan sebagai biaya yang timbul di bulan itu. Biaya yang dikapitalisasi, bagaimanapun, adalah diamortisasi selama beberapa tahun. Kapitalisasi pengeluaran muncul pada neraca. Sebagian besar pengeluaran bisnis biasa jelas baik expensable atau dikapitalisasi, tetapi beberapa biaya dapat diperlakukan dengan cara baik, sesuai dengan preferensi perusahaan. bunga Kapitalisasi jika berlaku juga tersebar sepanjang umur asset.

Jumat, 26 April 2013

Operasionalisasi Variabel


PENGERTIAN VARIABEL
Variabel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Konsep adalah abstraksi atau penggambaran dari fenomena tertentu. Variabel sering disebut juga sebagai obyek atau masalah penelitian. Ada beberapa pengertian variable menurut para ahli diantaranya :
*      Hatch & Farhady, (1981): variabel didefinisikan sebagai atributseseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satuorang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yanglain.
*      Karlinger (1973): variabel adalah konstruk atau sifat yang akandipelajari.
*      Kidder (1981): variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimanapeneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
*      Sugiyono (2009:38): variabel penelitian pada dasarnya adalahsegala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh onformasi tentanghal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian lain bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu.

MACAM – MACAM VARIABEL
Ada beberapa macam variable, diantaranya :
1.      Variabel Independen (variabel stimulus/ prediktor/antecendent/eksogen/bebas) adalah    
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadisebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2.   Variabel dependen (variabel output/kriteria/ konsekuen/endogen/ terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanyavariabel bebas.
3.      Variabel moderator (variabel independen kedua), adalah variabel yangmempengaruhi  
(memperkuat/ memperlemah) hubungan antara variabelindependen dengan variabel dependen.
4.      Variabel intervening (variabel penyela/antara), adalah variabel yang secarateoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen denganvariabel dependen menjadi hubungan tidak langsung dan tidak dapat diamatiatau diukur.
5.      Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstansehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidakdipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
6.      Variabel luar (epsilon (ε)) adalah variabel yang secara teoritismempengaruhi variabel dependen/endogen akan tetapi tidak diteliti.

PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN
Pengukuran variabel adalah proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis. Dengan kata lain, menggunakan proses pengukuran yaitu dengan menetapkan angka atau tabel terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena atau peristiwa yang mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan atau kualitas dari faktor-faktor yang diteliti.

PROSES PENGUKURAN 
Terdiri dari :
1. Pembentukan “ constract “ (Construct Development)
2. Skala Pengukuran ( Measurement Scale )

SKALA DAN PENGUKURAN
Pada dasarnya terdapat 4 jenis skala pengukuran, yaitu :
1.Skala Nominal
Skala Nominal Adalah skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok.Misal gender responden dapat dikelompokkan dalam 2 katagori : Pria dan wanita. Skala gender dapat dinyatakan dalam angka :  Pria = 1 dan Wanita = 2.Skala Nominal bersifat mutualy exlusive dan masing-masing anggota himpunan tersebut tidak ada perbedaan nilai. 
2. Skala Ordinal
 Skala Ordinal tidak hanya menyatakan katagori tapi juga menyatakan peringkat katagori tersebut. Skala Ordinal menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai.
Misal rangking jawaban yang dibuat berdasarkan preferensi Responden : 1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4.Kurang senang sekali. (beda antara dua titik tidak dapat diukur).
3. Skala Interval
Skala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan standar deviasi data.Contoh : Jarak waktu jam.08.00 – 10.00 adalah sama dengan jarak waktu 16.00 – 18.00. Tetapi kita tidak dapat menyatakan bahwa jam.16.00 dua kali  lebih lambat dibandingkan jam.08.00.
4. Skala Rasio
Skala Rasio merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki nilai nol yang orisinal. Misal : Jika aset perusahaan A sebanyak Rp. 10 Milyar dan aset perusahaan B sebanyak Rp. 5 Milyar, maka rasio A & B adalah 2 : 1.















Definisi Teori, Elemen Teori, Konsep, dan Hipotesis


DEFINISI TEORI
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta . Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika.
Sedangkan secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula teori sosial. Neuman mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari keterkaitan abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia sosial.[Perlu diketahui bahwa teori berbeda dengan idiologi, seorang peneliti kadang-kadang bias dalam membedakan teori dan ideologi. Terdapat kesamaan di antara kedunya, tetapi jelas mereka berbeda. Teori dapat merupakan bagian dari ideologi, tetapi ideologi bukan teori. Contohnya adalah Aleniasi manusia adalah sebuah teori yang diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi Marxis atau Komunisme secara keseluruhan adalah sebuah ideologi.
Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.
Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terpengamatan. Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah teori ilmiah telah mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya akan menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.

ELEMEN TEORI

Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen ini berfungsi untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut. Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide yang diekspresikan dengan symbol atau kata. Konsep dibagi dua yaitu, simbol dan definisi.Dalam ilmu alam konsep dapat diekspresikan dengan simbol-simbol seperti, ”∞” = tak terhingga, ”m”= Massa, dan lainya. Akan tetapi, kebanyakan di dalam ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan dengan kata-kata tidak melalui simbol-simbol. Menurut Neuman kata-kata juga merupakan simbol karena bahasa itu sendiri adalah simbol. Karena mempelajari konsep dan teori seperti mempelajari bahasa. Konsep selalu ada di mana pun dan selalu kita gunakan. Misalnya kita membicarakan tentang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu konsep, ia merupakan ide abstrak yang hanya di dalam pikiran kita saja.
Elemen kedua yaitu Scope. Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat kongkret. Teori dengan konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas, dibanding dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang kongkret. Contohnya, teori yang diungkapkan oleh Lord Acton ”kekuasaan cenderung dikorupsikan”. Dalam hal ini kekuasaan dan korupsi ada pada lingkup yang abstrak. Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup kongkret sepeti presiden, raja, jabatan ketua RT,dll. Dan korupsi dalam lingkup kongkret seperti korupsi uang.
Elemen ketiga adalah relationship. Teori merupakan sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara lebih jelasnya teori merupakan bagaimana konsep-konsep berhubungan. Hubungan ini seperti pernyataan sebab-akibat (causal statement) atau proposisi. Proposisi adalah sebuah pernyataan teoritis yang memperincikan hubungan antara dua atau lebih variable, memberitahu kita bagaimana variasi dalam satu konsep dipertangggung jawabkan oleh variasi dalam konsep yang lain. Ketika seorang peneliti melakukan tes empiris atau mengevaluasi sebuah hubungan itu, maka hal ini disebut sebuah hipotesa. Sebuah teori sosial juga terdiri dari sebuah mekanisme sebab akibat, atau alasan dari sebuah hubungan, sedangkan mekanisme sebab akibat adalah sebuah pernyataan bagaimana sesuatu bekerja.
KONSEP – CONSTRACT
Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari khal yang khusus (Notoatmodjo, 1993). Nursalam (2003) mendefinisikan kerangka konsep sebagai abstarksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variable (baik variable yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Sedangkan Balitbangkes (2006) menjelaskan bahwa kerangka konsep merupakan uraian tentang hubungan antar variabel yang terkait dalam masalah terutama yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan masalah dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep harus dinyatakan dalam bentuk skema atau diagram. Penjelasan kerangka konsep penelitian dalam bentuk narasi mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel.
Penyusunan kerangka konsep dalam satu penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena akan membantu peneliti atau pembaca untuk menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan. Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua variabel tersebut. Kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lain yang terkait. Kerangka konsep yang baik dapat memberikan informasi yang jeas dan mempermudah pemilihan desain penelitian. Kerangka konsep tidak sama dengan kerangka desain atau langkah-langkah penelitian. (FKUI, 2006).
1. Penyusunan Kerangka Konseptual
a. Bedakan antara kerangka konsep dengan kerangka operasional.
Kerangka konsep dipakai sebagai landasan berfikir sedangkan kerangka operasional merupakan kerangka kerja (pentahapan langkah metoda ilmiah).
b. Kumpulkan semua sumber pustaka dan konsep atau teori lalu seleksi teori mana yang dianggap sesuai dengan tema penelitian.
c. Identifikasi dan definisikan semua variable penelitian, dan kategorikan sesuai dengan kelompoknya (independent, dependent, counfonding, control).
2. Langkah-Langkah Penyusunan
a. Seleksi dan definisikan konsep dalam penelitian
Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan variable. Contoh : jika seorang peneliti akan tentang sikap manusia. Sikap adalah konsep, yang menggambarkan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek maka pengukurannya harus berdasarkan pada konstruk atau variable yang menyusun sikap manusia, yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Komponen kognisi merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu, komponen afeksi merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional dan komponen konasi merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang               (Azwar, 2002: 23).
b. Identifikasi teori yang dipergunakan.
Contoh jika kita ingin meneliti tentang factor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit, peneliti dapat menggunakan teori Health Belief Model. Atau ketika meneliti pemenuhan perawatan diri pasien, dapat menggunakan konsep Dorothea Orem.
c. Gambarkan hubungan sebab akibat antar variable

Tingkatan Abstraksi Konsep
*      Tingkat abstraksi konsep tergantung dari mudah atau tidaknya fenomena yang diabstraksikan dapat diidentifikasikan.
*      Contoh:
*      Tanah adalah konsep aktiva tetap yang berujud dan secara fisik mudah dikenali
*      Aktiva Tetap adalah lebih general
*      Sehingga aktiva merupakan konsep yang lebih akbstrak daripada tanah.
*      Konsep-konsep yang sangat abstrak/lebih abstrak sering disebut construct.

Bagaimana construct dalam riset ?
*      Construct dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak, namun juga menyangkut apa yang dipersepsikan orang.
*      Contruct dalam riset mempunyai makna yang berbeda dengan konsep sebab construct merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat diamati dari berbagai dimensi

HIPOTESIS
La Biondo & Haber (1994) dalam Nursalam (2003) menyatakan bahwa hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variable yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan, karena hipotesis akan bisa memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan data, analisa dan interpretasi data.
1. Syarat Hipotesa
R = Relevance, artinya harus relevan dengan fakta yang akan diteliti.
T = Testability, artinya memungkinkan untuk melakukan observasi dan bisa diukur.
C = Compatibility, artinya hipotesa yang baru harus konsisten dengan hipotesa di lapangan yang sama dan telah teruji kebenarannya.
P = Predictive, artinya mengandung daya ramal tentang apa yang akan terjadi.
S = Simplicity, artinya dinyatakan secara sederhana.
2. Peran Hipotesa
a. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.
b. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
c. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data.
d. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-variabel yang akan   
    diteliti.

3. Tipe Hipotesis
a.  Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran statistik dan interpretasi hasil statistic. Contoh : Perbedaan Sikap Anak Usia Sekolah di Pedesaan Dan Perkotaan Tentang Permainan Tradisional. Maka Ho : tidak ada perbedaan sikap anak usia sekolah di pedesaan dan perkotaan tentang permainan tradisional.
b.  Hipotesis alternative (Ha/H1) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antar dua variable atau lebih. Misalnya : Ada perbedaan sikap anak usia di pedesaan dan perkotaan tentang permainan tradisional.